Memanfaatkan Teknologi Digital untuk Meningkatkan Penjualan Hasil Hortikultura

Acara ini Dalam rangka pelaksanaan Bimbingan Teknis (BIMTEK) Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh di Bidang Pertanian tahun 2024, yang diselenggarakan oleh BPPSDMP Kementerian Pertanian, maka Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Malang selaku pelaksana BIMTEK Peningkatan Kapasitas Petani dan Penyuluh

Pengantar

Dunia digital telah mengubah lanskap bisnis di berbagai sektor, termasuk industri hortikultura. Dengan semakin meningkatnya penggunaan internet dan media sosial, petani dan pelaku industri hortikultura perlu memanfaatkan teknologi digital untuk meningkatkan penjualan dan memperluas jangkauan pasar mereka. Yufi Priyo Sutanto, seorang dosen dari Universitas Islam Balitar (Unisba) Blitar, memberikan wawasan berharga tentang bagaimana mengoptimalkan pengolahan dan pemasaran digital untuk hasil hortikultura.

Dalam sebuah seminar yang diadakan di Hotel Grand Mansion Blitar, Yufi Priyo Sutanto memaparkan strategi-strategi praktis yang dapat diterapkan oleh para petani dan pelaku usaha hortikultura untuk memanfaatkan teknologi digital dalam meningkatkan penjualan dan memperluas jangkauan pasar mereka. Mari kita simak rangkuman dari presentasi beliau.

Memahami Tren Perilaku Konsumen Digital

Sebelum menerapkan strategi pemasaran digital, penting bagi pelaku usaha hortikultura untuk memahami tren perilaku konsumen di era digital. Yufi Priyo Sutanto menekankan bahwa konsumen saat ini semakin terbiasa dengan berbelanja secara online dan mencari informasi produk melalui media digital.

“Saat ini, konsumen lebih suka mencari informasi tentang produk melalui internet dan media sosial sebelum melakukan pembelian. Mereka juga lebih memilih untuk membeli secara online karena lebih praktis dan mudah diakses,” jelas Yufi.

Oleh karena itu, pelaku usaha hortikultura perlu memastikan kehadiran digital mereka yang kuat dan menyediakan informasi yang relevan serta menarik bagi konsumen. Hal ini akan membantu meningkatkan kesadaran merek, membangun kepercayaan, dan mendorong penjualan.

Optimalisasi Penjualan Melalui Platform E-commerce

Salah satu strategi yang direkomendasikan oleh Yufi Priyo Sutanto adalah memanfaatkan platform e-commerce untuk menjual hasil hortikultura. Berbagai platform e-commerce, baik yang besar maupun spesifik untuk produk pertanian, menawarkan akses yang luas ke konsumen potensial.

“Dengan berjualan di platform e-commerce, petani dan pelaku usaha hortikultura dapat menjangkau pasar yang lebih luas, tidak hanya di wilayah lokal, tetapi juga di seluruh Indonesia bahkan hingga ke luar negeri,” papar Yufi.

Selain itu, platform e-commerce juga menawarkan fitur-fitur yang memudahkan proses penjualan, seperti pengaturan katalog produk, pembayaran online, dan pengiriman barang. Yufi menyarankan agar pelaku usaha hortikultura memilih platform e-commerce yang sesuai dengan target pasar mereka dan memanfaatkan fitur-fitur tersebut secara optimal.

Pemanfaatan Media Sosial untuk Branding dan Engagement

Selain e-commerce, media sosial juga menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan branding dan membangun hubungan dengan konsumen. Yufi Priyo Sutanto menekankan pentingnya bagi pelaku usaha hortikultura untuk aktif di media sosial dan memanfaatkannya secara strategis.

“Media sosial seperti Instagram, Facebook, dan WhatsApp dapat digunakan untuk berbagi informasi tentang produk, proses produksi, dan kegiatan perusahaan. Ini akan membantu membangun citra merek yang kuat dan meningkatkan kepercayaan konsumen,” jelas Yufi.

Selain itu, media sosial juga memungkinkan pelaku usaha untuk berinteraksi secara langsung dengan konsumen, menjawab pertanyaan, dan menerima umpan balik. Hal ini dapat membantu membangun hubungan yang lebih erat dengan pelanggan dan meningkatkan loyalitas mereka.

Yufi menyarankan agar pelaku usaha hortikultura membuat konten yang menarik, informatif, dan relevan bagi target pasar mereka. Konten tersebut dapat berupa foto, video, atau cerita tentang proses produksi, inovasi, atau kegiatan perusahaan.

Optimalisasi Pemasaran Melalui Konten Digital

Selain media sosial, Yufi Priyo Sutanto juga menekankan pentingnya pengembangan konten digital yang berkualitas untuk mendukung strategi pemasaran. Konten digital yang menarik dan informatif dapat membantu menarik perhatian konsumen dan meningkatkan visibilitas produk.

“Konten digital seperti artikel blog, video tutorial, atau infografis dapat digunakan untuk berbagi informasi yang bermanfaat bagi konsumen. Ini akan membantu membangun kepercayaan dan meningkatkan kesadaran merek,” jelas Yufi.

Selain itu, konten digital yang optimal juga dapat membantu meningkatkan peringkat di mesin pencari (SEO) dan memudahkan konsumen untuk menemukan produk atau layanan yang ditawarkan. Yufi menyarankan agar pelaku usaha hortikultura mengidentifikasi kata kunci yang relevan dan menciptakan konten yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen.

Pemanfaatan Teknologi Untuk Efisiensi Operasional

Selain fokus pada pemasaran digital, Yufi Priyo Sutanto juga menekankan pentingnya memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional dalam industri hortikultura. Teknologi dapat digunakan untuk mengoptimalkan proses produksi, logistik, dan manajemen inventaris.

“Teknologi seperti sistem manajemen rantai pasokan, aplikasi pencatatan inventaris, atau alat bantu panen dapat membantu petani dan pelaku usaha hortikultura meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Hal ini pada akhirnya akan berdampak positif pada profitabilitas bisnis,” papar Yufi.

Dengan memanfaatkan teknologi digital, pelaku usaha hortikultura dapat mengumpulkan dan menganalisis data yang lebih akurat, membuat keputusan yang lebih terinformed, dan mengoptimalkan alokasi sumber daya.

Kolaborasi dan Integrasi Ekosistem Digital

Untuk mencapai keberhasilan yang optimal, Yufi Priyo Sutanto menekankan pentingnya kolaborasi dan integrasi dalam ekosistem digital. Pelaku usaha hortikultura dapat bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti platform e-commerce, penyedia logistik, influencer, atau bahkan sesama pelaku usaha.

“Dengan berkolaborasi, pelaku usaha hortikultura dapat saling melengkapi kekuatan dan kompetensi masing-masing. Misalnya, bekerja sama dengan platform e-commerce untuk memanfaatkan jangkauan pasar yang luas, atau dengan penyedia logistik untuk memastikan pengiriman yang efisien,” jelas Yufi.

Selain itu, integrasi sistem dan data juga penting untuk meningkatkan efektivitas operasional dan pengambilan keputusan. Yufi menyarankan agar pelaku usaha hortikultura mempertimbangkan solusi teknologi yang dapat mengintegrasikan berbagai aspek, seperti manajemen inventaris, penjualan, dan logistik.

Kesimpulan dan Saran

Dalam era digital saat ini, pengolahan dan pemasaran hasil hortikultura memerlukan pendekatan yang lebih strategis dan memanfaatkan teknologi digital. Yufi Priyo Sutanto telah memaparkan beberapa strategi kunci yang dapat diterapkan oleh para pelaku usaha hortikultura, antara lain:

  1. Memahami tren perilaku konsumen digital dan menyesuaikan strategi pemasaran.
  2. Mengoptimalkan penjualan melalui platform e-commerce yang sesuai dengan target pasar.
  3. Memanfaatkan media sosial untuk membangun branding dan meningkatkan engagement dengan konsumen.
  4. Mengembangkan konten digital yang menarik dan informatif untuk mendukung strategi pemasaran.
  5. Memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan efisiensi operasional, seperti manajemen rantai pasokan dan inventaris.
  6. Berkolaborasi dan mengintegrasikan ekosistem digital untuk mencapai keberhasilan yang optimal.

Dengan menerapkan strategi-strategi tersebut, para pelaku usaha hortikultura dapat meningkatkan penjualan, memperluas jangkauan pasar, dan menjaga keberlanjutan bisnis mereka di era digital yang semakin kompetitif.

Yufi Priyo Sutanto

Edubisnis.com

Share:

Author: fakultas ekonomi

Related Articles